1.
Perkembangan Fisik
Perkembangan
anak pada masa pertengahan cenderung melambat dan seragam sampai mulai terjadi
perubahan-perubahan pubertas. Masa ini disebut juga “periode tenang” sebelum
pertumbuhan pesat pada masa remaja.
Pada
masa ini pertumbuhan berat badan anak lebih banyak dari pada tinggi badannya. Pada
usia 6 tahun, rata-rata tinggi anak mencapai 46 inci dan berat 22,5 kg. Lalu
tinggi anak akan mencapai 60 inci dan berat badan 42,5 kg pada saat usia 12
tahun. Peningkatan berat badan terutama karena penambahan ukuran sistem rangka
dan otot. Kekuatan otot juga berangsur-angsur bertambah dan baby fat berkurang.
Karena
bertambahnya berat dan kekuatan badan, maka perkembangan motorik pun menjadi
lebih halus dan terkoordinasi. Anak-anak menjadi lebih cepat berlari dan meloncat
juga lebih mampu menjaga keseimbangan. Koordinasi antara mata dan tangan
(visiomotorik) – yang berguna untuk membidik, menyepak, menendang, dsb – pada
anak usia 6 tahun juga berkembang. Pada usia 7 tahun anak lebih menyukai pensil
daripada krayon untuk menggambar, karena tangan anak sudah semakin kuat.
Kemudian anak sudah mampu menulis dengan baik – ukuran tulisan lebih kecil dan
rapi – pada usia sekitar 8-10 tahun. Lalu pada usia sekitar 10-12 tahun, anak
sudah memiliki keterampilan yang menyerupai orang dewasa seperti membuat
kerajinan yang bagus atau memainkan alat musik.
Anak-anak
pada masa ini juga mulai mengembangkan kemampuan melakukan permainan dengan
peraturan, karena mereka sudah mulai memahami aturan-aturan.
2.
Perkembangan Sosio-Emosional
Kebanyakan anak pada
masa ini sudah mulai bersekolah, sehingga kehidupan sosial mereka pun semakin
luas. Mereka mulai membentuk relasi dengan anggota keluarga selain orangtua,
teman sebaya, juga lingkungan sekitar mereka. Anak-anak juga mulai mampu untuk
memahami hubungan dengan lingkungan sekitar, serta mulai mempelajari
keterampilan praktis.
Untuk emosional anak masa
pertengahan ini, mereka mulai mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri
(sense of self). Hal ini membantu
3.
Perkembangan Kognitif dan Bahasa
Karena dunia sosial
anak sudah semakin luas, maka kemampuan kognitifnya pun semakin meningkat.
Dalam memahami lingkungan sekitarnya, anak tidak lagi hanya mengandalkan indera
penglihatan mereka saja, akan tetapi anak sudah mampu untuk membedakan antara
kenyataan dan bukan. Mereka juga sudah mengembangkan pikiran logis, sehingga
sudah mampu memahami operasi dalam sejumlah konsep, misalnya 5x4 = 20, 20:4 =
5. Karena pikiran logis mereka sudah berkembang, maka mereka akan tahu air
dalam gelas tinggi lalu dipindahkan dalam gelas ceper maka jumlahnya sama.
Sedangkan untuk bahasa,
perkembangan bahasa anak semakin meningkat dan anak mulai menggunakan kalimat
dengan susunan yang lebih kompleks serta lebih menyerupai bahasa orang dewasa.
Ketika anak memasuki usia kelas 1 sekolah dasar, perbendaharaan kosa katanya
sekitar 20.000-24.000 lalu pada saat duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar,
kosa katanya meningkat menjadi sekitar 50.000 kata.
4.
Agama dan Budaya
Jika pada masa
sebelumnya anak-anak baru mempelajari agama dan budaya dengan cara imitasi atau
meniru lingkungan di sekitarnya, misalnya jika melihat orangtuanya solat ia
akan menirukan tanpa memikirkan tujuan dan makna dari ritual solat tersebut,
pada masa ini anak sudah mulai bisa diberi pengertian dan mulai bisa memahami,
misalnya jika kita melakukan solat akan mendapat pahala dan jika kita
meninggalkannya akan mendapat dosa.
5.
Pengasuhan
Semakin bertambahnya
usia anak, maka anak akan lebih memilih untuk berinteraksi dengan teman
sebayanya, sehingga kontrol orangtua terhadap anak pun semakin berkurang.
Perubahan ini berdampak besar bagi hubungan anak-orangtua. Akan tetapi bukan berarti
orangtua melepaskan anak. Orangtua tetap mengawasi anak dan menjaga mereka,
tetapi secara tidak langsung.
Perubahan-perubahan hubungan
orangtua-anak tersebut memicu timbulnya stereotip pengasuhan, yaitu orangtua
menganggap pengasuhan hanya sekedar mengurus makanan, atau beberapa penerapan
peraturan serta tidak mempertimbangkan aktivitas-aktivitas yang yang dilakukan
orangtua-anak secara bersama, seperti berbelanja, menonton televisi, atau
jalan-jalan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar