Rabu, 31 Mei 2017

Psikologi Perkembangan : Perkembangan Masa Middle Childhood (6-12 tahun)



 
1.      Perkembangan Fisik

Perkembangan anak pada masa pertengahan cenderung melambat dan seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas. Masa ini disebut juga “periode tenang” sebelum pertumbuhan pesat pada masa remaja.
Pada masa ini pertumbuhan berat badan anak lebih banyak dari pada tinggi badannya. Pada usia 6 tahun, rata-rata tinggi anak mencapai 46 inci dan berat 22,5 kg. Lalu tinggi anak akan mencapai 60 inci dan berat badan 42,5 kg pada saat usia 12 tahun. Peningkatan berat badan terutama karena penambahan ukuran sistem rangka dan otot. Kekuatan otot juga berangsur-angsur bertambah dan baby fat berkurang.
Karena bertambahnya berat dan kekuatan badan, maka perkembangan motorik pun menjadi lebih halus dan terkoordinasi. Anak-anak menjadi lebih cepat berlari dan meloncat juga lebih mampu menjaga keseimbangan. Koordinasi antara mata dan tangan (visiomotorik) – yang berguna untuk membidik, menyepak, menendang, dsb – pada anak usia 6 tahun juga berkembang. Pada usia 7 tahun anak lebih menyukai pensil daripada krayon untuk menggambar, karena tangan anak sudah semakin kuat. Kemudian anak sudah mampu menulis dengan baik – ukuran tulisan lebih kecil dan rapi – pada usia sekitar 8-10 tahun. Lalu pada usia sekitar 10-12 tahun, anak sudah memiliki keterampilan yang menyerupai orang dewasa seperti membuat kerajinan yang bagus atau memainkan alat musik.
Anak-anak pada masa ini juga mulai mengembangkan kemampuan melakukan permainan dengan peraturan, karena mereka sudah mulai memahami aturan-aturan.

2.      Perkembangan Sosio-Emosional

Kebanyakan anak pada masa ini sudah mulai bersekolah, sehingga kehidupan sosial mereka pun semakin luas. Mereka mulai membentuk relasi dengan anggota keluarga selain orangtua, teman sebaya, juga lingkungan sekitar mereka. Anak-anak juga mulai mampu untuk memahami hubungan dengan lingkungan sekitar, serta mulai mempelajari keterampilan praktis.
Untuk emosional anak masa pertengahan ini, mereka mulai mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri (sense of self). Hal ini membantu
  
3.      Perkembangan Kognitif dan Bahasa

Karena dunia sosial anak sudah semakin luas, maka kemampuan kognitifnya pun semakin meningkat. Dalam memahami lingkungan sekitarnya, anak tidak lagi hanya mengandalkan indera penglihatan mereka saja, akan tetapi anak sudah mampu untuk membedakan antara kenyataan dan bukan. Mereka juga sudah mengembangkan pikiran logis, sehingga sudah mampu memahami operasi dalam sejumlah konsep, misalnya 5x4 = 20, 20:4 = 5. Karena pikiran logis mereka sudah berkembang, maka mereka akan tahu air dalam gelas tinggi lalu dipindahkan dalam gelas ceper maka jumlahnya sama.
Sedangkan untuk bahasa, perkembangan bahasa anak semakin meningkat dan anak mulai menggunakan kalimat dengan susunan yang lebih kompleks serta lebih menyerupai bahasa orang dewasa. Ketika anak memasuki usia kelas 1 sekolah dasar, perbendaharaan kosa katanya sekitar 20.000-24.000 lalu pada saat duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar, kosa katanya meningkat menjadi sekitar 50.000 kata.

4.      Agama dan Budaya

Jika pada masa sebelumnya anak-anak baru mempelajari agama dan budaya dengan cara imitasi atau meniru lingkungan di sekitarnya, misalnya jika melihat orangtuanya solat ia akan menirukan tanpa memikirkan tujuan dan makna dari ritual solat tersebut, pada masa ini anak sudah mulai bisa diberi pengertian dan mulai bisa memahami, misalnya jika kita melakukan solat akan mendapat pahala dan jika kita meninggalkannya akan mendapat dosa.

5.      Pengasuhan

Semakin bertambahnya usia anak, maka anak akan lebih memilih untuk berinteraksi dengan teman sebayanya, sehingga kontrol orangtua terhadap anak pun semakin berkurang. Perubahan ini berdampak besar bagi hubungan anak-orangtua. Akan tetapi bukan berarti orangtua melepaskan anak. Orangtua tetap mengawasi anak dan menjaga mereka, tetapi secara tidak langsung.
Perubahan-perubahan hubungan orangtua-anak tersebut memicu timbulnya stereotip pengasuhan, yaitu orangtua menganggap pengasuhan hanya sekedar mengurus makanan, atau beberapa penerapan peraturan serta tidak mempertimbangkan aktivitas-aktivitas yang yang dilakukan orangtua-anak secara bersama, seperti berbelanja, menonton televisi, atau jalan-jalan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar