Minggu, 10 Januari 2021

Birthcare Center: Baby Blues Itu Nyata!

 

        Halo readers! Balik lagi niiihh~ tapi beda dari postingan terakhir, kali ini aku kembali dengan ghibah drama baru (meski ngga baru-baru amat) dari tvN. Yap, drama ini berjudul “Birthcare Center”, yang tayang dari 2 November 2020 - 24 November 2020, dan bisa juga ditonton di VIU. Yok langsung cuss~


 
Pemeran Utama

Uhm Ji-Won sebagai Oh Hyun-Jin (workaholic yang “tiba-tiba” jadi ibu)

Park Ha-Sun sebagai Jo Eun-Jung (istri pemain golf terkenal, ibu idaman di Serenity yang ternyata menyimpan rahasia dan permasalahannya sendiri)

Jang Hye-Jin sebagai Choi Hye-Suk (pemilik “Serenity” birthcare center)

Yoon Park sebagai Kim Do-Yoon (suami Oh Hyun-Jin yang selalu sigap dan setia mendampingi istrinya. Emang idaman banget^^,)

Sinopsis

Drama ini bercerita tentang Oh Hyun-Jin, seorang workaholic yang menjabat sebagai eksekutif termuda di perusahaannya. Bersamaan dengan hari ia dinobatkan sebagai eksekutif muda, ia juga dinyatakan mengandung dan menjadi ibu hamil tertua di rumah sakit tersebut. Antara bahagia dan mengkhawatirkan karir dan kehidupannya kelak setelah melahirkan, Hyun-Jin mejalani hari-harinya dengan tetap bekerja meski sudah hamil tua dan mendekati waktu kelahirannya. Yang paling “wow” adalah bahkan Hyun-Jin pecah ketuban saat sedang meghadapi rekan bisnisnya dan dengan santuynya telpon rumah sakit sendiri, terus ke rumah sakit juga sendiri! “setrong amat ini emak-emak”😭

Setelah melewati rangkaian “mengerikan” dari proses persalinan, Hyun-Jin melahirkan bayi laki-laki yang dipanggil ‘Lem Stik” (belum dikasih nama resmi gais). Setelah melahirkan, ia pun tinggal sementara di pusat perawatan pasca melahirkan (birthcare center) “Serenity” untuk memulihkan dirinya pasca melahirkan juga untuk belajar tentang serba-serbi parenting. Di pusat perawatan tersebut Hyun-Jin adalah ibu tertua dan konflik pun mulai bermunculan ketika ia menyadari bahwa ia sama sekali tidak tahu-menahu soal merawat bayi karena selama hamil ia hanya sibuk bekerja tanpa melakukan persiapan untuk menjadi ibu. Air susunya pun tidak lancar sehingga ia cukup kesulitan menyusi Lem Stik. Belum lagi para ibu penghuni Serenity, terutama Jo Eun-Jung yang jadi ibu idaman,  aduh boend julidnya kagak ketulungan 😑 serta konflik-konflik lain yang datang silih berganti. Hyun-Jin selalu membanding-bandingkan dirinya dengan ibu lain dan semakin hari semakin tertekan karena merasa dirinya tidak pantas menjadi ibu, tapi untungnya akang suami, Kim Do-Yoon, selalu berada di sisi Hyun-Jin dan men-support-nya (selama nonton si akang suami bikin halu pen punya suami kek gini nanti wkwkw 😆).

“Saat semua orang mabuk dengan suka cita kelahiran bayi, ada satu orang yang meraskan hal yang sama denganku dan menatapku. Ibu…” (Birthcare Center, 2020)

“Persalinan mudah apanya? Astaga, tidak ada persalinan yang mudah.” (Birthcare Center, 2020)

Meski awalnya kesulitan beradaptasi,  tertekan dan merasa bersalah pada anaknya, lambat laun Hyun-Jin mulai bangkit dan bisa beradaptasi dengan peran barunya sebagai ibu. Ia juga mulai memberanikan diri berbaur dengan para ibu di Serenity (meski pernah konflik dan musuhan) demi belajar menjadi ibu yang baik bagi Lem Stik. Dari situ, Hyun-Jin belajar banyak hal. Bukan hanya tentang merawat bayinya tapi tentang makna menjadi ibu. Menjadi ibu bukanlah hal yang mudah, menjadi ibu adalah sebuah pengorbanan tapi bukan berarti kehilangan jati diri dan tidak boleh melakukan hal yang kita inginkan, karena itu juga hak seorang ibu. Ibu juga manusia, dan berhak bahagia. Dan yah, drama ini berakhir dengan happy ending. Semua konflik, baik milik Hyun-Jin maupun tokoh lain dapat terselesaikan. Setelah para ibu keluar dari Serenity, masing-masing dari mereka memulai kehidupan baru sebagai ibu dan masih tetap berhubungan baik.

“Seorang ibu yang baik bukanlah ibu yang sempurna, tapi seorang ibu yang berbahagia bersama anaknya. Berbahagialah.”(Birthcare Center, 2020)

“Para ibu pada dasarnya egois, karena kita juga manusia. Aku belajar dari membesarkan anak, bahwa yang paling penting adalah aku harus bahagia agar anak-anakku bisa bahagia. Lakukan yang kamu inginkan, berbahagialah!” (Birthcare Center, 2020)

Kesan dan Alasan HARUS Nonton Drama Ini

Drama ini termasuk drama yang padat, dengan 10 episode dan durasi sekitar satu jam per-episodenya. Alurnya mudah dipahami dan minim scene yang ngga perlu (kayaknya malah ngga ada deh) jadinya selama nonton 10 episode itu enjoy banget dan rasanya pengen nonton terus, mau ke kamar mandi aja jadi males 😆. Topik yang diangkat juga beda banget dari drama-drama yang sudah ada dan sebenarnya cukup berat dan tabu karena membahas “baby blues” dan stigma-stigma terkait ibu yang selama ini dipercaya oleh masyarakat luas. Misalnya saja “ibu itu harus memberi ASI eksklusif dua tahun penuh”, "ibu yang baik itu fulltime-mom”, “ibu yang baru melahirkan harus bahagia”, dsb. Meski begitu, semuanya digambarkan dengan cara yang ringan bahkan komedi 😆, seperti perdebatan tentang “ASI vs. Sufor” yang berawal dari perdebatan biasa antara dua orang mabuk di pojangmacha (kedai minum pinggir jalan) yang viral hingga menyebabkan kecelakaan bahkan perkelahian di Amerika. Belum lagi kekhawatiran-kekhawatiran Hyun-Jin terkait masa depan anaknya karena tidak memberikan ASI eksklusif dengan sempurna digambarkan dengan kehaluan yang warbyasah bikin ngakak. Kesalahpahaman Hyun-Jin pada suaminya yang dikira selingkuh tapi ternyata operasi wasir, dan banyak scenes lainnya membuatku semakin demen sama drama ini.

Intinya sih drama ini rekomen untuk ditonton, apalagi kalau kalian bosen dengan drama yang itu-itu aja atau drama yang berat dan bikin darah tinggi drama ini bisa jadi solusinya. Meski tema yang dibahas cukup berat dan ada konflik antar mamak-mamak yang bikin gereget juga tapi semuanya dikemas ringan tanpa perlu mikir konspirasi 😆. Paket lengkap yang bakal bikin kamu ketawa, matah, sedih, senang bergantian. 9/10 untuk drama manis ini 💓.

“Menjadi seorang ibu tidak hanya dipenuhi kebahagiaan. Terkadang juga menyedihkan, merana, dan menyakitkan.” (Birthcare Center, 2020)

Yak, sekian ghibah drama kali ini. Kedepannya aku akan berusaha rajin posting (harus istiqomah~ 😭). sampai jumpa di ghibah drama/ film atau postingan-postingan lainnya! Maaf kalau panjang kali lebar tapi semoga bisa berfaedah ya, bund. Terima kasih!

Jumat, 08 Januari 2021

Sindoro: Awal Mula

 

Halo! Sudah lama sekali sepertinya aku tidak “merumat” blog ini hehe. Waktu kulihat ternyata postingan terakhirku tertanda tahun 2017! Wow, lama sekali ya… Jadi akhir-akhir ini karena faktor gabut dimasa pandemi, aku mulai menulis hal-hal yang menurutku “daripada menuh-menuhin kepala” dan baru teringat kalau aku punya blog 😂 yasudah, daripada hanya menuh-menuhin harddsik lebih baik aku unggah saja di blog, siapa tahu bisa menemani kegabutan pembaca hehe ✌ Langsung sajaaaahh~

                                                  (in frame: Anggit dan aku sedang ngerumpi di Sunrise Camp)                            

Pagi itu sekitar bulan Mei 2018 (aku lupa tepatnya), aku yang sedang berada di rumah  karena ada acara keluarga, menerima sebuah notifikasi WhatsApp yang memberitahu bahwa aku ditambahkan ke sebuah grup baru. Assa! Ternyata ini grup koordinasi pendakian yang kurencanakan bersama lima orang temanku. Aku belum pernah mendaki gunung sebelumnya, ya paling mendaki bukit di dekat rumah, itupun dulu ketika masih SD yang ketika itu selalu di posisi terakhir baik ketika naik maupun turun. Bukan karena aku “sweeper” (pendaki yang berada di posisi paling belakang dalam rombongan yang bertugas untuk memastikan anggota kelompok atau barang bawaan tidak tertinggal, dsb), tapi karena aku takut! Yah, aku memang cupu sih… haha… tapi ya aku “iya’-in aja tawaran temanku itu tanpa pikir panjang (yah, meski cupu an takut ketinggian aku dulu tukang main di hutan dan kebon jadi kupikir mendaki gunung akan seru).

Pendek kata, akhirnya tibalah pada hari dan tanggal yang sudah ditentukan untuk mendaki, yaitu tanggal 24 Agustus 2018. Rencana kami akan melakukan pendakian selama dua hari satu malam. Tim kami terdiri dari tiga orang laki-laki (Ahmad, Fajar, dan Abdul) dan tiga orang perempuan (Anggit, Ijah, dan aku). Btw, kami bukan pasangan kekasih lho ya, bukan lagi pedekate juga meskipun jomblo semua 😓. Karena kami para ciwi-ciwi belum pernah mendaki sama sekali maka sebelum hari H kami sudah diwanti-wanti terkait perlengkapan pribadi apa saja yang harus dibawa,”hmm ternyata cukup ribet, ya”, pikirku. Oh iya, untuk peralatan seperti tenda, matras, bahkan sleeping bag semua diurus oleh salah seorang teman laki-laki sebut saja Ican karena kami “para ciwi-ciwi” masih noob ^^,V

Awalnya kami janji berkumpul jam 8 pagi di kos Anggit, tapi yah namanya jam Indonesia pasti ada molor-molornya hehe. Sekitar jam 10 kami baru berkumpul fullteam di kos Anggit. Setelah packing dsb, kami berangkat menuju Wonosobo (oya, kami mendaki melalui jalur Kledung, Wonosobo). Perjalanan kami tempuh selama sekitar 4 jam lebih (plus mampir masjid, sempat nyasar, lalu Ahmad dan aku yang tertinggal rombongan di Temanggung wkwkw) dan sampai di basecamp Kledung sekitar pukul 15.30 WIB. Sesampainya di basecamp aku cukup kaget karena suaananya yang ruame pooll kaya pasar, suwer! Setelah ba-bi-bu ngantri-registrasi dan menitipkan barang yang sekiranya tidak perlu dibawa nanjak akhirnya kami berenam pun “let’s go!” sekitar pukul 16.30 WIB. Satu hal yang kuingat dan kupegang sampai sekarang “jangan mengambil apapun kecuali gambar, jangan meninggalkan apapun kecuali jejak, dan jangan membunuh apapun kecuali waktu”. Itu adalah kalimat yang diucapkan I selepas kami berdoa bersama, yang baru dikemudian hari aku tahu bahwa itu adalah kode etik tak tertulis bagi para pecinta alam, khususnya pendaki.

Dari basecamp kami melewati perkampungan warga lalu kebun-kebun sayuran sebelum memasuki hutan yang menandakan pendakian sebenarnya dimulai. Suasana Kledung ketika itu agak berkabut. Cukup dingin. Di seberang sana Gunung Sumbing Nampak berdiri dengan gagahnya. Tak lupa kami oun mengambil foto bersama maupun foto gagahnya Sumbing. Setelah melewati gerbang pendakian dan memasuki hutan, jalur yang tadinya cenderung santai pun mulai menanjak dan semakin menanjak. Sesekali kami berhenti untuk istirahat, ya maklum kami para ciwi-ciwi masih pemula^^, (beribu terima kasih untuk para cowo-cowo, terutama Ahmad yang begitu sabar heu~)

Kami terus berjalan, bahkan ketika hari sudah mulai gelap pun kami tetap melanjutkan perjalanan dan hanya berhenti sesekali untuk minum dan meluruskan kaki sejenak. Semakin lama jalur semakin menantang. Aku masih ingat ketika kami harus melewati jalur yang seperti tebing (entah  itu jalur mendekati pos 3 atau Sunrise Camp aku agak lupa), yang aku ingat dengan jelas adalah aku harus merangkak-rangkak berpegangan pada bebatuan dan rumput untuk memanjat semacam-tebing-itu dengan gemetaran. Dalam hatiku, “Mak, aku pengen pulang aja 😭”. Melirik ke bawah dan jantungku semakin deg-deg-ser macam waktu ketemu doi huehue, untung saja para cowo dapat diandalkan hehe mereka mambantu kami para ciwi (terutama aku yang sungguh lambat karena gemetaran).

Aku sungguh amat sangat bersyukur ketika berhasil melewati jalur tebing itu, ya walaupun perjalanan masih panjang dan jalur di depan juga sepertinya masih cukup terjal. Kami masih tetap melanjutkan perjalanan di tengah gelapnya malam dan cahaya lampu dari kejauhan. Sepanjang perjalanan naik kami tidak terlalu banyak bertemu pendaki, entahlah padahal kulihat di basecamp ramai sekali. Setelah melalui perjalanan panjang, kami akhirnya sampai di tempat camp sekitar tengah malam pukul 12. Kami mendirikan tenda di bawah sunrise camp (aku lupa apakah itu pos 3?). Ternyata di pos tersebut penuh oleh tenda pendaki, tapi untung saja kami menemukan sedikit ruang yang cukup untuk dua tenda dan tempat memasak, yah, meskipun tanahnya agak miring.

Kami mendirikan tenda (aku membantu sebisaku dikit-dikit 😝), memasak, makan dan minum minuman hangat, kami pun masuk ke tenda masing-masing karena sudah lelah+ngantuk+dingin bozz. Aku dan dua orang temanku Anggit dan Ijah kedinginan. Udara di Sindoro ketika itu memang sedang dingin-dinginnya karena bulan itu adalah puncak musim panas. Sulit sekali bagi kami bertiga untuk tidur ditengah udara super dingin itu, bahkan Ijah sempat menggigil dan (katanya) tidak bisa tidur sampai pagi. Ya, aku sih memang kedinginan tapi memang dasar kebo ya ujung-ujungnya molor juga hehe      

    
             

Pagi tiba. Matahari mulai menyembul dari persembunyiannya, hangat pun mulai merayapi tubuh-tubuh yang kedinginan. Aku dan Anggit keluar tenda dan melihat pemandangan sekitar “weh, sunrise gaes!”, aku kegirangan sambil kedinginan. Setelah menikmati sunrise (dan tentu saja cekrek sana cekrek sini) kami memasak sarapan (mie instan lagi 😓) dan makan bersama lalu bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan tanpa membongkar tenda. Di sunrise camp kami kembali foto-foto. Awalnya kukira kami akan naik sampai ke puncak tapi karena ternyata waktu tempuh masih cukup lama dan kebetulan Ahmad ada kegiatan di Jogja, akhirnya kami kembali ke tenda, beres-beres lalu turun gunung.

Perjalanan turun kami lalui dengan cukup lancar meskipun Anggit sempat mual-mual. Oh ya, ada kejadian lucu yang kualami. Ketika sedang turun dan fokus dengan jalan tiba-tiba dari arah berlawanan ada seorang pendaki yang meneriakiku “Wah, ada Nissa Sabyan! Mba Nissa sekarang naik gunung?”. “Ha?” aku kaget, mas-mas itu menghampiriku dan memanggilku “Nissa Sabyan” (dan diikuti oleh teman-teman serombongannya). Mas itu mengajakku salaman dan aku pun menyalaminya sambil mesam-mesem kebingungan “mirip dari mananya mas hehe” (siapa tahu masnya baca tulisan ini wkw makasih udah dibilang Nissa Sabyan tapi saya sadar diri 😭)

Singkat kata, kami selamat sampai Jogja pada malah hari selepas maghrib. Sesampainya di kos aku langsung disambut kaki yang pegal-pegal dan jalan yang terpincang-pincang wkw. Meskipun sukses membuat kaki gemetar, jantung dag-dig-dug-ser dan badan jadi pegal-pegal, tapi pendakian pertamaku itu justru menjadi awal mula aku jatuh cinta pada kegiatan pendakian dana lam terbuka, sekaligus sadar bahwa sebagai manusia aku hanyalah makhluk kecil dibanding alam semesta, lalu apa yang pantas disombongkan?

p.s.: karena aku suka membaca dan mendengarkan podcast pengalaman mistis pendaki, aku jadi bersyukur ketika melakukan trekking malam kala itu tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, entah itu mistis maupun kecelakaan dsb. Dan memang ketika itu aku sama sekali tidak berpikiran ke arah mistis, yang penting mendaki dan mempercayakan semua pada Ahmad selaku leader 😆 (maklum noob hehe). Oh ya, sempat ada insiden hp-ku jatuh mendarat di bebatuan tebing, untung aja hp-ku baik-baik saja dan tetap berfungsi normal. HP Sungsang memang top!😆

Rabu, 31 Mei 2017

Psikologi Perkembangan : Perkembangan Masa Middle Childhood (6-12 tahun)



 
1.      Perkembangan Fisik

Perkembangan anak pada masa pertengahan cenderung melambat dan seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas. Masa ini disebut juga “periode tenang” sebelum pertumbuhan pesat pada masa remaja.
Pada masa ini pertumbuhan berat badan anak lebih banyak dari pada tinggi badannya. Pada usia 6 tahun, rata-rata tinggi anak mencapai 46 inci dan berat 22,5 kg. Lalu tinggi anak akan mencapai 60 inci dan berat badan 42,5 kg pada saat usia 12 tahun. Peningkatan berat badan terutama karena penambahan ukuran sistem rangka dan otot. Kekuatan otot juga berangsur-angsur bertambah dan baby fat berkurang.
Karena bertambahnya berat dan kekuatan badan, maka perkembangan motorik pun menjadi lebih halus dan terkoordinasi. Anak-anak menjadi lebih cepat berlari dan meloncat juga lebih mampu menjaga keseimbangan. Koordinasi antara mata dan tangan (visiomotorik) – yang berguna untuk membidik, menyepak, menendang, dsb – pada anak usia 6 tahun juga berkembang. Pada usia 7 tahun anak lebih menyukai pensil daripada krayon untuk menggambar, karena tangan anak sudah semakin kuat. Kemudian anak sudah mampu menulis dengan baik – ukuran tulisan lebih kecil dan rapi – pada usia sekitar 8-10 tahun. Lalu pada usia sekitar 10-12 tahun, anak sudah memiliki keterampilan yang menyerupai orang dewasa seperti membuat kerajinan yang bagus atau memainkan alat musik.
Anak-anak pada masa ini juga mulai mengembangkan kemampuan melakukan permainan dengan peraturan, karena mereka sudah mulai memahami aturan-aturan.

2.      Perkembangan Sosio-Emosional

Kebanyakan anak pada masa ini sudah mulai bersekolah, sehingga kehidupan sosial mereka pun semakin luas. Mereka mulai membentuk relasi dengan anggota keluarga selain orangtua, teman sebaya, juga lingkungan sekitar mereka. Anak-anak juga mulai mampu untuk memahami hubungan dengan lingkungan sekitar, serta mulai mempelajari keterampilan praktis.
Untuk emosional anak masa pertengahan ini, mereka mulai mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri (sense of self). Hal ini membantu
  
3.      Perkembangan Kognitif dan Bahasa

Karena dunia sosial anak sudah semakin luas, maka kemampuan kognitifnya pun semakin meningkat. Dalam memahami lingkungan sekitarnya, anak tidak lagi hanya mengandalkan indera penglihatan mereka saja, akan tetapi anak sudah mampu untuk membedakan antara kenyataan dan bukan. Mereka juga sudah mengembangkan pikiran logis, sehingga sudah mampu memahami operasi dalam sejumlah konsep, misalnya 5x4 = 20, 20:4 = 5. Karena pikiran logis mereka sudah berkembang, maka mereka akan tahu air dalam gelas tinggi lalu dipindahkan dalam gelas ceper maka jumlahnya sama.
Sedangkan untuk bahasa, perkembangan bahasa anak semakin meningkat dan anak mulai menggunakan kalimat dengan susunan yang lebih kompleks serta lebih menyerupai bahasa orang dewasa. Ketika anak memasuki usia kelas 1 sekolah dasar, perbendaharaan kosa katanya sekitar 20.000-24.000 lalu pada saat duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar, kosa katanya meningkat menjadi sekitar 50.000 kata.

4.      Agama dan Budaya

Jika pada masa sebelumnya anak-anak baru mempelajari agama dan budaya dengan cara imitasi atau meniru lingkungan di sekitarnya, misalnya jika melihat orangtuanya solat ia akan menirukan tanpa memikirkan tujuan dan makna dari ritual solat tersebut, pada masa ini anak sudah mulai bisa diberi pengertian dan mulai bisa memahami, misalnya jika kita melakukan solat akan mendapat pahala dan jika kita meninggalkannya akan mendapat dosa.

5.      Pengasuhan

Semakin bertambahnya usia anak, maka anak akan lebih memilih untuk berinteraksi dengan teman sebayanya, sehingga kontrol orangtua terhadap anak pun semakin berkurang. Perubahan ini berdampak besar bagi hubungan anak-orangtua. Akan tetapi bukan berarti orangtua melepaskan anak. Orangtua tetap mengawasi anak dan menjaga mereka, tetapi secara tidak langsung.
Perubahan-perubahan hubungan orangtua-anak tersebut memicu timbulnya stereotip pengasuhan, yaitu orangtua menganggap pengasuhan hanya sekedar mengurus makanan, atau beberapa penerapan peraturan serta tidak mempertimbangkan aktivitas-aktivitas yang yang dilakukan orangtua-anak secara bersama, seperti berbelanja, menonton televisi, atau jalan-jalan bersama.

Biografi dan Teori Psikoanalisis Sigmund Freud



  1. Biografi Sigmund Freud
Sigmund Freud lahir di Moravia, 6 mei 1856 dan meninggal di London, 23 september 1939. Ia berasal dari keluarga Yahudi. Ia mempunyai seorang isteri bernama Martha Barneys dan mempunyai 6 orang anak, seorang putrinya, Anna Freud menjadi penganut freudinamisme.
Sigmund Freud masuk Fakultas Kedokteran Universitas Wina pada tahun 1873-1881, spesialisasi dokter ahli syaraf dan penyakit jiwa (psikiatri). Pada tahun 1894 Freud belajar terapi histeri pada Jean Charcot di Paris. Dalam merawat pasien-pasiennya Charcot menggunakan metode hipnosis, Freud mencoba pul metode hipnosis tersebut akan tetapi dia tidak puas akan hasilnya. Tahun 1895 ia kembali ke Wina bekerja sama dengan Dr. Joseph Breuer, dengan metode asosiasi bebas. Tahun 1895 Freud bersama Breuer menulis tentang kasus-kasus histeri. Akan tetapi kedua ahli itu bertentangan pendapat mengenai pentingnya faktor seksual dalam histeria. Freud berpendapat bahwa konflik-konflik seksual merupakan sebab daripada histeria, sedangkan Breuer dalam hal ini berpendapat lain. Setelah berpisah dengan Breuer, Freud menempuh jalannya sendiri dan mengemukakan gagasan-gagasannya yang akhirnya merupakan dasar daripada teori psikoanalisis dan memuncak dengan terbitnya karya utamanya yang pertama “Traumdeutung (takbir mimpi, The Interpretation of Dream, 1900). Tahun 1902 Freud  membentuk kelompok psikologi di Wina. Tahun 1908 Freud diundang oleh George Stanley Hall ke USA dan memberi ceramah-ceramah pada pertemuan-pertemuan Dies Natalis Universitas Clark. Freud menjadi terkenal di seluruh dunia. Tahun 1909 Freud digabungi oleh Alfred Adler dan Carl Gustav Jung. Tahun 1923 Freud kena penyakit kanker rahang dan pernah dioperasi sampai 30 kali. Tahun 1928 Nazi berkuasa di Austria, Freud menyingkir ke Inggris dan meninggal dunia di London 1939.

  1. Dasar Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
Sumbangan Freud dalam teori psikologi kepribadian substansial sekaligus di antara teori kepribadian substansial sekaligus kontroversial. Teori Psikoanalisis menjadi teori yang paling komprehensif di antara teori kepribadian lainnya, namun juga mendapat tanggapan yang banyak baik tanggapan positif maupun negatif. Peran penting dari ketidaksadaran beserta insting-insting seks dan agresi yang ada di dalamnya dalam pengaturan tingkah laku, menjadi karya/temuan monumental Freud.

3.        Struktur Kepribadian
Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tinngkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua bagian yaitu alam tidak sadar dan alam bawah sadar. Tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id (Das Es), ego (Das Ich) dan super ego (Das Ueber). Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama tetapi melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi dan tujuannya.
a)         Tingkat Kehidupan Mental
·                     Sadar (Conscious)
Alam sadar, yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Tingkat kesadaran berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan, dan ingatan) yang masuk ke kesadaran (consciousness).
·                     Alam Pra Sadar (Preconscious)
Alam bawah sadar memuat semua elemen yang tidak disadari, tetapi bisa muncul dalam kesadaran cepat atau agak sukar. Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar, apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran lain. Sumber kedua dari gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar, Freud yakin bahwa pikiran bisa menyelinap dari sensor yang ketat dan masuk ke alam bawah sadar dalam bentuk yang tersembunyi.

·                     Alam Tidak Sadar (Unconscious)
Alam tidak sadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud merupakan bagian terpenting dri jiwa manusia. Secara khusus Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu adalah kenyataan empirik. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls, dan drives yang dibawa dari lahir, dan pengalam-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah tak sadar.
b)         Wilayah Pikiran
·      Id (Das Es)
Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini kemudian akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek psikologi yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan beroperasi dalam daerah tak sadar, mewakili subjektivitas yang tidak pernah sisadari sepanjang usia. Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan energi psikis yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya.Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle), yaitu berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Plesure principle diproses dengan dua cara :
-          Tindak Refleks (Refleks Actions)
Reaksi otomatis yang dibawa sejak lahir seperti mengejapkan mata dipakai untuk menangani pemuasan rangsang sederhana dan biasanya segera dapat dilakukan.
-          Proses Primer (Primery Process)
Reaksi membayangkan/mengkhayal sesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan – dipakai untuk menangani stimulus kompleks, seperti bayi yang lapar membayangkan makanan atau puting ibunya.
Id hanya mampu membayangkan sesuatu, tanpa mampu membedakan khayalan itu dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. Id tidak mampu menilai atau membedakan benar-benar salah, tidak tahu moral. Alasan inilah yang kemudian membuat id memunculkan ego.
·      Ego (Das Ich)
Ego berkembang dari id agar orang mampu menangani realita sehingga ego beroperasi mengikuti prinsip realita (reality principle) usaha memperoleh kepuasan yang dituntut id dengan mencegah terjadinya tegangan baru atau menunda kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata-nyata dapat memuaskan kebutuhan. Ego adalah eksekutif atau pelaksana dari kepribadian, yang memiliki dua tugas utama ; pertama, memilih stimulus mana yang hendak direspon dan atau insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. Kedua, menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya peluang yang resikonya minimal. Ego sesungguhnya bekerja untuk memuaskan id, karena itu ego yang tidak memiliki energi sendiri akan memperoleh energi dari id.
·      Superego (Das Ueber Ich)
Superego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistik (edialistic principle) sebagai lawan dari prinsip kepuasan id dan prinsip realistik dari ego. Superego berkembang dari ego, dan seperti ego, ia tak punya sumber energinya sendiri. Akan tetapi, superego berbeda dari ego dalam satu hal penting – superego tak punya kontak dengan dunia luar sehingga tuntutan superego akan kesempurnaan pun menjadi tidak realistis. Prinsip idealistik mempunyai dua sub prinsip yakni suara hati (conscience) dan ego ideal. Freud tidak membedakan prinsip ini secara jelas tetapi secara umum, suara hati lahir dari pengalaman-pengalaman mendapatkan hukuman atas perilaku yang tidak pantas dan mengajari kita tentang hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan, sedangkan ego ideal berkembang dari pengalaman mendapatkan imbalan atas perilaku yang tepat dan mengarahkan kita pada hal-hal yang sebaiknya dilakukan. Superego bersifat nonrasional dalam menuntut kesempurnaan, menghukum dengan keras kesalahan ego, baik yang telah dilakukan maupun baru dalam fikiran. Ada tiga fungsi superego:
-          Mendorong ego menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan moralistik,
-          Merintangi impuls id terutama impuls seksual dan agresif yang bertentangan dengan standar nilai masyarakat,
-          Mengejar kesempurnaan.

  1. Dinamika Kepribadian
a)      Insting Sebagai Energi Psikis
Insting adalah perwujudan psikologis dari kebutuhan fisiologis, misalnya jika kita merasa lapar maka kita akan membangkitkan insting kita untuk makan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

b)      Jenis-Jenis Insting
·              Insting Hidup dan Insting Seks
Insting hidup (eros) merupakan dorongan yang menjamin survival dan reproduksi. Energi yang dipakai dalam insting hidup disebut libido. Sedangkan insting seks tidak hanya berhubungan dengan pemuasan organ seksual, tetapi juga kepuasan yang diperoleh dari bagian tubuh lain.
·       I nsting Mati atau Insting Destruktif (Thanatos)
Insting mati mendorong seseorang untuk melakukan tindakan self-  destructive (merusak dirinya sendiri), seperti bunuh diri.

c)    Kecemasan (anxiety)
Kecemasan merupakan dampak dari konflik yang terjadi dalam kehidupan. Dalam psikoanalisis, kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan indivudu tentang kemungkinan terjadinya suatu bahaya. Kecemasan akan timbul ketika seseorang tidak siap dalam mengahadapi ancaman. Freud mengemukakan 3 jenis kecemasan, yaitu: realistic anxiety (kecemasan realistis), takut kepada bahaya yang nyata da ada di dunia luar; neurotic anxiety (kecemasan neurotic), katakutan terhadap hukuman yang akan diterima dari figur yang dianggap berkuasa, bersifat khayal karena orang itu pernah melakukan hal yang sama sewaktu masih anak-anak, padahal belum tentu orang itu akan melakukan hukuman; moral anxiety (kecemasan moral), kecemasan yang muncul ketika melanggar standar nilai orangtua.

5.      Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism)
Menurut Freud, strategi pertahanan merupakan strategi yang dipakai individu untuk bertahan melawan ekspresi impuls id serta menentang tekanan superego. Mekanisme pertahanan juga akan membantu pelaksanaan fungsi penolakan, sekaligus melindungi individu dari kecemasan yang berlebihan.

6.      Tahap Perkembangan
Menurut teori psikoanalisis Ferud, peran masa bayi dan awal anak-anak sangat penting dalam pembentukan kepribadian (Alwisol, 2016). Oleh karena itu, berdasarkan psikoanalisis, tahap perkembangan dibagi menjadi:
a)                   Fase Oral (usia 0-1 tahun)
Pada masa ini pusat kesenangan diperoleh dari aktivitas yang berhubungan dengan mulut, seperti menyusu atau memasukkan benda-benda ke dalam mulut. Kepuasan diperoleh dari rangsangan terhadap bibir-rongga mulut-kerongkongan, tingkah laku menggigit dan mengunyah (sesudah gigi tumbuh), serta menelan dan memuntahkan makanan (jika makanan tidak memuaskan) (Alwisol, 2016). Aktivitas oral ini akan memengaruhi kepribadian individu pada masa mendatang. Kepuasan yang berlebihan pada masa ini akan mengakibatkan oral incorporation personality, yakni senang mengumpulkan pengetahuan atau harta benda, atau gampang ditipu. Sebaliknya ketidakpuasan pada masa ini akan mengakibatkan sifat tidak pernah puas dan tamak. Sikap protes bayi terhadap perilaku ibu dalam menyusui akan menyebabkan senang berdebat dan memiliki sikap sarkastik (oral aggression personality).
b)                  Fase Anal (usia 1-2/3 tahun)
Sumber kenikmatan pada usia ini adalah kegiatan yang berasossiasi dengan rangsangan atau kegiatan pada daerah dubur, khususnya pada kegiatan buang air besar. Semua bentuk self control dan self mastery berasal dari fase ini. Selain itu, toilet training sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian pada masa mendatang, terutama pada cara orangtua melatih. Freud beranggapan jika toilet training adalah sebagai bentuk belajar memuaskan id dan superego sekaligus. Jika orangtua menggunakan cara yang terlalu keras, maka anak akan menahan fecesnya dan mengalami sembelit, sehingga nantinya akan menimbulkan sifat keras kepala dan kikir. Sebaliknya, orangtua yang tidak melatih toilet training akan mengakibatkan anak melampiaskan pembuangan kotoran pada waktu yang tidak tepat atau buang kotoran sembarangan, yang nantinya akan menyebabkan sifat jorok/ tidak teratur, destruktif, semaunya sendiri. Lalu orangtua yang dengan sabar melatih toilet training akan menimbulkan sifat anak yang penuh kreativitas dan produktivitas.
c)              Fase Phallic (2/3-5/6 tahun)
Fase dimana organ genital menjadi pusat kepuasan anak. Anak mulai mengembangkan Oedipus Complex, yaitu objek seksual anak terhadap orangtua yang berlawanan jenis. Anak laki-laki akan cenderung lebih mencintai ibunya dan menyingkirkan ayahnya karen takut akan tersaingi, sedangkan anak perempuan akan membenci ibu dan mencintai ayah.

d)             Fase Laten (5/6-12/13 tahun)
Pada fase ini, impuls seksual pada anak mulai reda. Fase ini anak akan mengalihkan kepuasan libido dengan kepuasan nonseksual, khususnya bidang akademik, keterampilan, hubungan dengan teman sebaya, dan lain-lain.
e)        Fase Genital (12/13-dewasa)
Fase ini ditandai dengan terjadinya perubahan biokimia dan fisiologis remaja. Hormon-hormon yang memicu pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder mulai diproduksi oleh sistem endokrin. Fungsi biologis pokok dari fase ini adalah reproduksi. Bagi remaja laki-laki akan mengalami mimpi basah, dan bagi remaja perempuan akan mengalami menarche (mentruasi pertama).

7.      Penerapan Teori
·        Psikopatologi
Psikoanalisis memahami psikopatologi sebagai masalah perkembangan, akibat gangguan selama melewati tahap-tahap psikoseksual. Karena menurut psikoanalisis, masa bayi dan awal anak-anak akan sangat menentukan kepribadian pada masa mendatang. Jika perkembangan masa bayi atau awal anak-anak tidak optimal maka akan dapat menyebabkan berbagai gangguan kepribadian pada masa selanjutnya.
·                       Psikosomatis
Merupakan suatu gejala dimana suatu penyakit fisik dipengaruhi oleh gejala nonpatologis. Jadi meskipun suatu penyakit sudah sembuh, penyakit tersebut akan kambuh kembali. Psikoanalisis akan mengungkap masalah psikis yang menjadi sebab penyakit tersebut.
·                       Pengasuhan Anak
  1. Kritik Terhadap Freud
Walaupun Sigmund Freud dianggap sebagai orang yang cerdas, kreatif dan produktif dalam mengembangkan psikologi, namun ada beberapa kritikan yang diberikan kepadanya karena tidak semua teory yang dikemukakannya diatas relevan untuk digunakan pada zaman sekarang. Diantara kritik tersebut adalah:
·           Teori Psikoanalisis merupakan teori yang kontroversi karena menempatkan  manusia lebih mulia dari hewan.
·           Teori yang dikembangkan Freud juga melecehkan hasrat-martabat manusia serta kesucian agama. Karena lebih menekankan pada seks dan agresi.
·           Freud merupakan orang yang percaya terhadap teori evolusi yang dikemukakan oleh Darwin sehingga Freud tidak mengindahkan unsur kepercayaan dalam teorinya. Bahkan wasiat Freud terhadap Jung cukup kontroversi karena Freud mewajibkan Jung untuk menghancurkan semua kepercayaan akan agama.
·           Selain itu teori Psikoanalisis yang dikembangkan oleh Freud masih bias Gender karena memposisikan wanita sebagai pria yang tidak utuh. Selain itu Freud berpandangan bahwa wanita hanya berperan sebatas pada pekerjaan rumah.
·           Freud tidak sepenuhnya memahami wanita. Hal tersebut dikarenakan Freud menganggap wanita adalah warga kelas dua sehingga dalam kajiannya dia kurang tertarik untuk membahas perempuan serinci bahasan laki-laki.
·           Untuk beberapa teori Freud susah dibuktikan secara ilmiah. Sebagaimana contohnya adalah pada masa oral psikoseksualnya, bayi yang baru lahir memperoleh kenikmatan seksualnya ketika menyusu. Hal tersebut tidak mungkin ditanyakan langsung kepada bayi.
·           Teori Sigmund Freud adalah teori yang pesimistis. Hal tersebut karena apa yang dilakukan oleh manusia merupakan gambaran diri dimasa silam. Selain itu Freud juga lebih menekankan unsur tidak sadar sebagai motif tingkah laku manusia.



Daftar Pustaka

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press.
Feist, Feist & Gregory J. Feist. 2013. Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika.
Freud, Sigmund. 2009. Pengantar Umum Psikoanalisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Freud, Sigmund. 1983. Sekelumit Sejarah Psikoanalisa. Jakarta : Gramedia.
Suryabrata, Sumardi. 2012. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.